Senin, 05 April 2010
L7
Perhatikan topi yang dipakainya. Di situ ada "L7", artinya adalah "letih, lesu, lemah, lelah, lunglai, letoy... ", Anda lengkapi sendiri. Jika Anda sebenarnya secara fisik cukup sehat tapi mengalami gejala yang sama, sangat mungkin Anda telah termakan penyakit lama, yaitu negative thinking. Dan bisa jadi, penyakit itu sudah cukup parah mengendon di dalam diri Anda.
Seperti yang telah diungkap dalam note ini, "Menjadi Positive Thinker", negative thinking yang telah menjadi kebiasaan dan berlangsung selama bertahun-tahun, akan menjadi jalan hidup.
Ketika negative thinking menjadi jalan hidup, maka jalan hidup itu adalah "normal" menurut kacamata negative thinker yang bersangkutan. Artinya, yang bersangkutan sudah tak bisa melihat atau menyadari lagi bahwa jalan hidupnya, telah menyimpang dan kurang sehat. Menyimpang dari jalur cita-cita, dan berlawanan dengan arah yang hendak dituju.
Sekali waktu, kita perlu juga melakuan sedikit check up terhadap diri sendiri, untuk mengetahui dan menguji, apakah negative thinking telah menjadi kebiasaan kita atau telah terlanjur menjadi jalan hidup kita. Ini perlu kita lakukan, agar kita tidak terjebak menjadi negative thinker yang lebih banyak ruginya ketimbang untungnya.
Perangkat-perangkat diagnosis di bawah ini bisa Anda gunakan untuk melakukan general check up terhadap diri sendiri .
MENYIKAPI KESALAHAN DAN KEGAGALAN
Apakah Anda terbiasa menyikapi kesalahan dan kegagalan dengan bentuk-bentuk sikap semacam ini?
"Ya sudahlah, saya memang begini."
"Saya memang loser."
"Gua emang salah mulu!"
"Saya ternyata bodoh."
"Saya memang hanya bisa segitu..."
Ketahuilah bahwa Anda bukan kegagalan itu sendiri. Ketahuilah bahwa Anda bukan kebodohan itu sendiri. Anda dan kegagalan atau kebodohan adalah dua hal yang berbeda. Anda adalah identitas yang permanen, dan kegagalan atau kebodohan adalah fenomena yang temporer.
Anda tidak serta merta menjadi gagal atau bodoh hanya karena rencana yang meleset. Anda hanya mengalami "temporary defeat" alias kekalahan sementara. Semua kegagalan dan kesalahan adalah bagian dari pelajaran dan pelatihan kehidupan Anda.
Gagal dan bodoh yang temporer, hanya akan menjadi identitas permanen, jika Anda berhenti untuk selamanya.
MENGELOLA AMARAH
Apakah Anda menahan amarah Anda, melampiaskan amarah Anda, atau melepaskan amarah Anda?
Menahan amarah itu tidak sehat. Melampiaskannya juga. Melepaskan amarah adalah lebih baik, dan lebih baik lagi jika Anda mentransformasi energi amarah yang sebenarnya netral, menjadi energi yang positif.
Amarah adalah energi netral yang diciptakan sebagai sinyal dan kekuatan agar Anda tetap mampu bertahan di jalur yang telah Anda pilih untuk mengejar target dan cita-cita. Jika Anda berhasil mentransformasinya dengan benar, maka energi itu adalah suntikan positif ke dalam jalur Anda, sebagai booster agar Anda bisa mempercepat dan memperbaiki langkah.
Lepaskan amarah Anda. Ingat, bukan lampiaskan. Amarah akan menyakiti hati orang lain jika dilampiaskan, dan akan menyakiti diri sendiri jika ditahan. Lebih dari itu, amarah akan menyakiti hati Anda sendiri baik ditahan maupun dilampiaskan. Lepaskanlah amarah Anda dan obati luka hati dengan sikap memaafkan. Maka, energi marah itu akan beralih rupa menjadi kekuatan dan daya tahan.
MEMBANGUN SEMANGAT
Bagaimanakah caranya Anda membangun semangat?
Untuk apapun yang Anda merasa "harus", "mesti", atau "wajib" melakukannya, ubahlah frasa di kepala Anda menjadi lebih positif.
Ubahlah,
"Saya harus..."
menjadi,
"Saya mau..., sebab.... Jadi..."
Kalimat terakhir akan membuat Anda lebih bersemangat dan sekaligus berstamina.
"Saya mestinya menurunkan berat badan."
Gantilah kalimat itu menjadi,
"Saya mau menurunkan berat badan, sebab saya akan merasa lebih baik, terlihat lebih baik, panjang umur, dan menjadi lebih PD. Jadi, saya akan bergabung ke fitness club dan memperbaiki pola makan."
Kalimat itu akan membuat Anda lebih bersemangat, punya stamina, dan sekaligus memutuskan tindakan.
Kata-kata "harus", "mesti", "wajib" dan sejenisnya, tetap bisa Anda gunakan hanya jika Anda bisa meyakini tingkat stamina Anda dan pilihan keputusan Anda. Berhati-hatilah menggunakan semua kata-kata ini, saat Anda merasakan stamina Anda sedang turun, atau saat Anda merasa sulit atau tidak bisa memutuskan.
MENYIKAPI KEMAMPUAN
Apakah Anda merasa bisa atau tidak bisa? Apa yang Anda katakan saat merasa bisa?
Berhentilah berpikir "saya tidak bisa" sebab itu cuma jalan buntu. Dengan kalimat itu Anda tidak akan kemana-mana.
Katakanlah "Saya akan..., jika..."
"Saya tidak bisa mengangkat barbel seberat itu."
Gantilah kalimat itu menjadi,
"Saya akan bisa mengangkatnya dalam dua minggu, jika saya menambah beban saya setengah kilo setiap hari."
MENGENDALIKAN GEJOLAK EMOSI
Menurut Anda, siapakah orang yang bertanggung jawab untuk emosi Anda. Diri Anda sendiri atau orang lain?
Satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas emosi Anda adalah diri Anda sendiri. Orang lain tidak akan menciptakan emosi apa pun pada diri Anda, kecuali Anda membiarkannya.
Orang lain tidak dapat membuat Anda kecewa, frustrasi, atau bersedih hati, kecuali Anda membolehkannya. Jika itu terjadi, maka itu terjadi karena Anda membiarkannya. Terjadi atau tidak terjadi, sebenarnya adalah pilihan Anda sendiri.
Jika Anda bertemu dengan orang atau situasi yang membuat mood Anda rusak, berhentilah untuk bereaksi secara spontan sehingga Anda marah atau kecewa. Anda bisa kembali melatih yang satu ini, "Ini Terjadi Untuk Menguatkan Saya!".
MENGATUR SENSITIFITAS
Apakah Anda cukup sensitif atau terlalu sensitif?
Jangan terlalu sensi, jadilah kuat. Berhentilah menginterpretasikan pandangan dan bicara orang, dan apapun yang dilakukan orang lain sebagai serangan. Ingatlah bahwa mereka hanya melakukan apa yang menurut mereka pantas dilakukan. Itu saja. Orang yang kasar dan keras kepada Anda sekalipun, belum tentu tidak menyukai Anda. Bisa jadi, mereka justru sayang dan cinta kepada Anda.
Tidak perlu berharap terlalu banyak untuk berbagai hal yang menurut Anda pantas atau tidak pantas dilakukan orang. Adalah lebih baik mengatur kepantasan diri Anda sendiri. Dan pantasnya, Anda pandai mengatur sensitifitas diri sendiri.
Be positive!
Semoga bermanfaat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar